Dalam rangka pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Pelindo III Cabang Bima, berada satu koridor dengan Bali dan Nusa Tenggara, yag sasarannya adalah pembangunan pariwisata dan industri perikanan. Mencermati hal tersebut, kedepan dapat dipastikan akan terjadinya perubahan paradigma lama bahwa Pelabuhan Bima yang terletak di pantai utama pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat hanya merupakan pelabuhan konvensional yang sekedar diusahakan untuk melayani bongkar muat komoditas hasil pertanian dan ternak.
“Dengan telah dimulainya pelayanan petikemas di Bima dan Kawasan badas, terbukti bahwa kinerja Pelindo III Cabang Bima telah mulai bangkit dari ketertinggalan dengan pelabuhan lain. Justru dengan berbagai perubahan, termasuk terjadi kunjungan kapal cruise ke Bima, cabang ini sudah mulai mampu memberikan kontribusi berupa laba usaha kepada perusahaan”tutur General Manager Pelindo III Cabang Bima Dadan Darmawan.
Jalur Pariwisata
Potensi pariwisata disamping pertanian an perikanan tampaknya memang bakal menjadi tumpuan masa depan cabang ini. Sebab dua obyek pariwisata yang berada di lingkungan kerja Cabang Bima merupakan destinasi yang sifatnya spesifik dan berkelas dunia. Di sampang Pulau Komodo dengan satwa langka Varanus Komodoensi, yang tahun ini menjadi tujuan lomba kapal tiang tinggi (tall-ship) “Sail Komodo 2013”, juga terdapat resort Pulau Moyo yang sering menjadi tempat “persembunyian” selebritis kelas kakap seperti mendiang Lady Di yang berlibur di Pulau Mojo bersama pasangan selingkuhnya setelah menjanda akibat perceraian dengan Pangeran Charles. Selain itu diantara mereka yang pernah berlibur ke resort ini, terdapat pula nama rocker gaek Mick “The Rolling Stone” Jagger, Raja Tanker Onassis bersama Jacqelyn Kennedy, dll. Julah wisatawan yang berkunjung ke Komodo, setiap tahunnya mengalami kenaikan cukup signifikan: kalau pada tahun 2009 dikunjungi 15.254 orang wisatawan, maka pada tahun 2010 meningkat menjadi 16.510 orang. Meskipun sempat merosot menjadi hanya 13.496 orang wisatawan di tahun 2011, tetapi pada tahun 2012 kembali terjadi peningkatan dengan jumlah 17.620 orang wisatawan.
Para wisatawan yang memilih berlibur di Pulau Moyo merupakan kalangan jet-set yang merasa nyaman, karena resort tersebut dikelola secara professional dengan tanpa mengubah lingkungan alaminya, tetapi didukung fasilitas yang sepadan bagi kebutuhan orang modern. Yang terpenting, selama berlibur di pulau ini, para pesohor ini tidak perlu merasa khawatir “diintip” pemburu berita-berita sensasional dan paparazzi yang haus foto-foto eksklusif. Dengan demikian kehidupan privasi para selebritis tingkat atas ini tetap terjaga.
Bahwa hanya sedikit pesohor domestik yang memanfaatkan Pulau Moyo sebagai tempat hide-out, mungkin karena disebabkan system promosi yan dilakukan pengelola terkesan “tertutup”, hanya lewat internet yang ditujukan kepada member berkantong tebal. Tetapi mungkin juga para selebritis lokal sudah tahu tempat tersebut, tetapi untuk berlibur ke sana harus berfikir dua tiga kali. Sebab untuk sekali berlibur akan dibutuhkan biaya ratusan juta rupiah. Hal ini dapat dimengerti, mengingat biaya sewa untuk satu cottage di resort wisata Pulau Moyo bisa mencapai Rp.50 juta permalam. Harga itu belum termasuk biaya angkutan dari Denpasar ke Pulau Mojo yang lokasinya berdekatan dengan Kawasan Pelabuhan Badas.
“Selain Pulau Moyo, potensi pariwisata yang ada di lingkungan Kawaan Badas terdapat pula obyek wisata Tanjung Menangis, Waduk Batu Bulan, Istana Dalam Loka dan Semongkat. Sedang yang di Bima, baru terjadi kunjungan 3 kapal cruise” tutur GM Pelindo III Bima Dadan Darmawan .
Bagi penggemar wisata buda/sejarah, Bima dapat menjadi pintu masuk untuk masuk ke “ring of fire” (cincin api) meretas kedahsyatan Gunung Tambora yang ketika meletus pada sekitar 700 tahun lalu menyapu bagian utara penduduk Pulau Sumbawa dengan menewaskan lebih dari 100.000 penghuninya, nyaris menghilangkan budaya dan bahasa local, dan baru dua generasi atau sekitar 100 tahun kemudian kawasan itu dapat dihuni kembali oleh manusia.
Sedangkan bagi mereka yang berminat dalam mengkoleksi pernik-pernik etnik mulai tenun, kalung batu mulia, dapat dibeli di lokasi-lokasi khusus. Sayangnya kota Bima belum memiliki hotel-hotel berkelas sebagai akomodasi bagi wisman. Namun bagi penggemar kuliner berbahan baku ikan laut, banyak yang bisa menjadi pilihan.
Peluang Investasi
Secara geografis, Pelabuhan Bima berada pada posisi 08 derajat-04’-00’’ Lintang Selatan/118 derajat-07’-00’’ Bujur Timur, sedangkan Pelabuhan Kawasan Badas berada berada pada posisi 0 derajat-25’-00”” Lintang Selatan dan 117 derajat Bujur Timur. Lokasinya cukup straegis karena berada di Sape yang merupakan penghubung Pulau Sumbawa dengan Labuhan Bajo Pulau Flores serta ke Pulau Komodo melalui laut.
Pelabuhan Bima berada di kawasan beriklim tropis dengan curah hujan 75/ 1.000 mm/tahun dengan temperature udara maksimum 33,90 derajat Celsius dan minimum 21,1 derajat Celsius. Luas kawasan Bima tercatat 459.690 hektar dengan proporsi penggunaan terbesar sebagai lahan hutan negara dan penggunaan oainnya, yaitu 12.942,2 hektar. Kawasan yang dapat dibudidayakan seluas 118.143 hektar dengan padang rumput seluas 79,628 hektar, perkebunan 34.362 hektar dan tambak 4.153 hektar. Sedangkan untuk pemukiman hanya 3.208 hektar dan lahan sawah 28.140 hektar. Sektor pertanian di Kabupaten Bima terdiri dari pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan. Untuk tanaman panan produksi yang terbesar adalah padi sawah disbanding dengan padi ladang, jagung dan ubi kayu, sedangkan buah-buahan meliputi alpukat, mangga, rambutan, jeruk besar, jeruk siam, jeruk keprok, durian, sawo jambu biji, pisang, papaya, nanas, salak, dll. Untuk tanaman perkebunan, terbesar adalah kemiri Virginia yang mencapai 6.061,5 ton disbanding kelapa, kopi, cengkeh, kapuk, pinang, jarak dan asam.
Peluang investasi ini dinilai cukup prospektif meningat kelancaran logistic bagi perdagangan antarpulau yang didukung oleh angkutan laut maupun angkutan darat antar kota antar provinsi yang menghubungkan Surabaya dengan Bima menggunakan truk-truk yang diangkut kapal-kapal penyeberangan lewat Ketapang-Gilimanuk dan Padangbai- Lembar serta Kayangan-Pototano bersambung dengan Pototano-Labuhan Bajo. Untuk angkutan penumpang lewat darat yang menggunakan bis antar kota antar provinsi, terdapat jalur terusan Surabaya-Bima, sedangkan angkutan penumpang jarak jauh, terdapat pelayanan kapal Pelni, dengan rute Benoa-Lembar-Bima-Waingapu-Ende-Sabu-Rote-Kupang-Kalabahi-Larantuka untuk kemudian kembali pda rute berangkat. Bagi pengguna angkutan udara terdapat jalur-jalur penerbangan Surabaya-Denpasar-Bima, Denpasar-Praya Lombok-Sumbawa Besar-Labuhan Bajo, dengan penerbangan setiap hari menggunakan pesawat mulai tipe Boeing 737 seri 300 atau pesawat jet-propeller ATR-72.
Sumber : Dermaga.com