Sejumlah pesawat milik PT Merpati Nusantara Airline (MNA) yang sudah tidak terpakai di Bandara Juanda menjadi bidikan PT Pelindo Marine Service (PMS) yaitu Anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III yang beralamat di jalan Prapat Kurung Utara No. 58 Surabaya.
Program yang tergolong unik ini terlontar dari Direktur Utama PMS Chairoel Anwar yang mengungkapkan niatannya menjadikan bangkai pesawat sebagai kapal wisata di sekitar Tanjung Perak.
“Kami sudah menggandeng Institut Teknologi 10 November Surabaya untuk mengubah pesawat menjadi kapal wisata. Apa dan bagaimana perubahan itu sudah kita programkan, kata pria kelahiran Bangkalan ini.
Bangkai pesawat ini akan dipotong-potong per bagian di hangar maskapai di Juanda. Selanjutnya potongan ini akan dibawa ke galangan milik PT PMS di Tanjung Perak untuk di redesain. “ Perubahan desain itu tidak mengubah struktur bodi pesawat. Kami hanya akan memotong bagian sayap, sedangkan bagian ekor pesawat tetap dipertahankan”, ungkapnya.
Demikian juga dengan bagian cockpit pesawat, lanjut dia, tidak mengalami perubahan. “ Kemungkinan hanya jumlah kursi penumpang yang akan kita kurangi, agar memberi keleluasaan. Demikian juga dengan bagian mesin akan diganti dengan mesin kapal,” urainya.
Chairoel mengakui, akan lebih menarik menjadikan pesawat diubah sebagai kapal wisata daripada tidak dimanfaatkan sama sekali. Masalahnya, selama ini baru kapal-kapal konvensional yang beroperasi. Termasuk kapal milik PMS, Artama III yang melayani wisata di sekitar Tanjung Perak, seperti Jembatan Suramadu, patung Jelesveva Jayamehe dan Karang Jamuang.
Menurut dia, “kapal pesawat” ini nantinya juga akan melayani wilayah sekitar Tanjung Perak tetapi tidak bisa melayani perairan dengan ketinggian ombak di atas satu meter. Masalahnya, bodi pesawat bukan untuk beroperasi di perairan dan rentan tenggelam bila dihantam ombak tinggi.
Diperkirakan awal 2014 proyek pengerjaan tuntas dan siap beroperasi. PMS tengah melakukan pendekatan dengan maskapai pelat merah tersebut untuk melepas pesawat-pesawat yang saat ini mangkrak di Terminal 2 Bandara Juanda. Apalagi Mepati kini tengah dilanda masalah finansial sehingga penjualan aset yang tidak terpakai bisa menjadi pemasukan.
“Saat ini kita baru melakukan pendekatan agar bersedia melepas pesawat yang tidak terpakai untuk disulap menjadi kapal wisata.” Ungkap Chairoel, tetapi tidak disebutkan berapa nominal harga yang telah disepakati.