Home / Company / News

BUTUH PENETAPAN TARIF FREIGHT

Monday, 24 Jun 2013
Share this news
Share Twitter    Share Facebook    Share LinkedIn

Kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah relatif tidak berdampak signifikan bagi shipping line (perusahaan pelayaran). Justru yang saat ini belum dimiliki adalah patokan harga freight (pengiriman barang) akibat kenaikan BBM.

Demikian diungkapkan Ketua DPC Indonesian National Shipowner Association (INSA) Surabaya, Stenven Lasewengan. Stenven menegaskan INSA Surabaya memikirkan draf penetapan tarif freight.

“Banyak faktor yang menentukan perubahan harga freight, dan bukan disebabkan kenaikan BBM. Patokan harga yang disampaikan Stenven di antaranya daerah tujuan, jumlah keterlibatan shipping line di kawasan tersebut, dan keberadaan industri. Aturan tak tertulis ini tidak hanya berlaku bagi kapal domestik, tetapi juga internasional. Malahan untuk freight internasional dilaporkan lebih besar dibanding domestik.

Kabarnya harga freight internasional mencapai USD 500 untuk pengiriman kontainer 1 TEU’s. Tetapi Stenven menegaskan harga tersebut bukan patokan. “Bisa turun atau malah bisa naik, tergantung juga kemana kita mengirim,” ujarnya.

Stenven menyebutkan , faktor tarif freight juga disebabkan banyaknya kapal yang beroperasi.Sementara komoditi yang diangkut jumlahnya kian terbatas. “ Data yang kami miliki saat ini sudah ada 1.200 kapal. Idealnya antara 300-400 kapal yang beroperasi di Indonesia, itu sudah cukup,” lanjutnya.

Faktor banyaknya kapal tidak lepas dari kondisi ekonomi di Eropa dan kawasan Amerika. Memburuknya situsai perekonomian membuat harga kapal jatuh. Akibatnya banyak pengusaha berlomba-lomba menambah armada. Sementara pengiriman barang semakin sedikit. Stenven tidak menampik kenaikan BBM berpengaruh pada operasional kantor, kemungkinan sekitar 10-15 persen peningkatannya.

Berkaitan dengan rencana kenaikan freight, Stenven menyerahkan kepada shipping line masing-masing dengan pelaku usaha. “Anytime (sewaktu-waktu) bisa naik. Tergantung negoisasi dengan konsumen,”tuturnya.

Sumber : Bisnis Indonesia