Jalur pelayaran baru yang menguhubungkan Surabaya dengan Semarang dan sebaliknya memiliki potensi yang luar biasa. Hal ini bisa dilihat dari data arus petikemas dari kedua kota itu. Data petikemas yang dikeluarkan Terminal Petikemas Semarang (TPKS) menunjukkan tren peningkatan. Jika pada Januari baru 259 TEU’s atau setara dengan 221 boks, hingga bulan Mei lalu melejit menjadi 418 TEU’s atau setara dengan 368 boks.
Demikian diungkapkan Edi Priyanto, Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III. Dia mengaskan, peningkatkan arus petikemas di TPKS terkait erat denga dibukanya jalur pelayaran baru Surabaya-Semarang per 1 Juli ini. Pada jalur ini dilayani satu kali setiap hari Minggu.
“Jalur pelayaran baru ini sangat berpotensi karena banyak membawa komoditi untuk diperdagangkan. Sebut saja bungkil kelapa dari Kumai dikirim ke Semarang, kemudian dari Semarang kebutuhan pokok untuk dibawa ke Indonesia Timur melalui Surabaya,” urai Edi.
Menurut dia, jalur transportasi pelayaran baru ini juga membantu menekan kemacetan di jalur pantura. Selama ini komoditi dari Jawa Tengah dibawa ke Tanjung Perak melalui jalur darat untuk dikirim ke Indonesia Timur melalui Tanjung Perak.
“Pola itu sudah diubah seiring dengan dibukanya jalur transportasi baru Semarang-Surabaya,” ungka Edi. Jalur baru ini mengikuti sukses jalur transportasi domestik dari Banjarmasin menuju Semarang dan sebaliknya.
Edi menunjukkan data dar TPKS, bila petikemas yang diturunkan di Semarang banyak yang kosong. Tetapi saat diangkut menuju Surabaya, petikemas tersebut sudah penuh muatan. Ia mencontohkan, pada bulan April terdapat 200 boks petikemas kosong yang turun dari Semarang. Dari jumlah itu terisi 105 boks penuh muatan dikirim ke Indonesia Timur melalui Surabaya.
Sementara pada bulan Mei terdapat kiriman 222 boks menuju Semarang, dan yang dikirim ke Indonesia Timur melalui Surabaya sebanyak 146 boks. Edi mengatakan, jalur distribusi logistik domestik ini dimulai Meratus yang membuka jalur mulai dari Kumai, Semarang, dan Surabaya. Selanjutnya barang komoditi tersebut didistribusikan menuju Indonesia Timur.
“Jalur pelayaran domestik baru di Semarang ini tidak mengganggu pelayaran internasional, karena jadwal keberangkatannya berbarengan dengan kedatangan kapal Internasional,”pungkas Edi.
Sumber : Radar Surabaya