Home / Company / News

Posisi Dwelling Time Tanjung Priok Paling Buncit

Tuesday, 09 Jul 2013
Share this news
Share Twitter    Share Facebook    Share LinkedIn

Asosiasi Logistik & Forwader Indonesia (ALFI) menyatakan waktu tunggu bongkar muat (dwiliing time) di pelabuhan Tanjung Priok semakin buruk. Karena rata-rata dwelling time sudah di atas 8 hari bahkan mencapai 8,7 hari.

Ketua ALFI Iskandar Zulkarnain mengatakan, dengan dwelling time di Priok mencapai 8,7 hari maka menjadi salah satu yang terburuk di dunia. Karena itu menunjukan bahwa penyelenggaraan pelabuhan di Tanjung Priok yang masih dimonopoli oleh PT Pelindo II.

Iskandar mencontohkan, perbandingan dwelling time di dunia, dimana Singapura memiliki dwelling time 1,5 hari, Hong Kong 2 hari, Prancis 3 hari, Los Angeles, AS 4 hari, Australia 3 hari, Port Klang, Malaysia 4 hari, dan Leam Chabang, Thailand 5 hari.

"Kita enggak usah bicara di Singapura 1-2 hari, Prancis 3 hari, Australia 3 hari, Thailand 5 hari. Proses dwelling time kita masih panjang dari Pelabuhan. Masalah ini sudah banyak yang bahas dan Wamenkeu (Mahendra Siregar) stand by di Priok," ujar Iskandar.

Menurut Iskandar, lamanya proses dwelling time di Tanjung Priok dikarenakan penumpukan barang yang tidak diimbangi oleh lahan atau tempat yang tersedia.

"Ini memasuki bulan Ramadan, supaya enggak ganggu kontainer yang lain. Dweling time terjadi karena penumpukan yang tidak diimbangi dengan tempat. Kita seharusnya 24 jam kerja, seperti Bea Cukai, bank, pelayaran, TPS (Tempat Penimbunan Sementara) dan bongkar muat yang lain," tambahnya.

Dia mengungkapkan, penyelenggaraan pelabuhan di Tanjung Priok masih di monopoli oleh Pelindo ada yang salah, karena tidak sesuai dengan semangat persaingan usaha guna mendorong efisiensi pelayaran di pelabuhan sebagaimana yang diamanatkan UU No.17 tahun 2008 tentang pelayaran.

Sumber : Okezone.com