Home / Company / News

PEMERINTAH DIMINTA KEMBANGKAN PELABUHAN

Wednesday, 16 Jan 2013
Share this news
Share Twitter    Share Facebook    Share LinkedIn

Kadin Jawa Timur meminta pemerintah mempercepat proyek pengembangan pelabuhan strategis untuk mendukung pengusaha pelayaran mendatangkan kapal baru.

Ketua Pengembangan Pelayaran Kadin Jawa Timur Lukman Ladjonu mengatakan pengembangan pelabuhan akan menstimulus pelayaran untuk berinvestasi dengan membeli kapal baru pada tahun ini. Saat ini, menurutnya, harga kapal dunia menurun hingga hampir 50% untuk semua jenis ukuran.

“Pengusaha pelayaran sulit mendatangkan kapal-kapal baru bahkan kapal berskala lebih besar karena infrastruktur tidak siap,” katanya dalam siaran pers.

Data Indonesia National Shipowners’ Association (INSA) mencatat harga hampir semua jenis kapal baru atau bekas, baik angkuta curah cair, curah kering, kontainer dan general cargo turun secara signifikan akibat dampak krisis global.

INSA memaparkan harga kapal curah kering bekas berusia 10 tahun jenis handymax berkapasitas 52.000 DWT turun 46% menjadi US$ 14,5 juta pada Januari 2013 dibandingkan dengan harga tertinggi pada Mei 2010 sebesar US$ 27 juta.

Harga kapal handymax baru kapasitas 50.000 DWT tercatat US$ 24 juta atau turun 24% ketimbang posisi Agustus 2010 sebesar US$ 31,5 juta. “Selama periode 2010 hingga sekarang, tren harga kapal cenderung turun,” ujarnya.

Dia menilai rencana pelayaran menginvestasikan dana untuk membeli kapal berskala besar dalam waktu dekat akan semakin memperburuk kondisi pelabuhan karena tidak siap menerima kapal baru. “Kunci menurunkan biaya logistik sekarang ini ada di pelabuhan,” ungkapnya.

Lukman juga meminta pemerintah tidak terjebak ke dalam wacana Pendulum Nusantara karena wacana tersebut dinilainya sudah basi.

“Konsep itu sudah dikenal sebelum istilah liner dan tremper diterapkan sekarang. Jika saat ini tetap dibahas dan diwacanakan, itu sudah terlambat.” Menurutnya, pemerintah dan operator pelabuhan seharusnya lebih fokus mempercepat modernisasi pelabuhan ketimbang mewacanakan konsep Pendulum Nusantara.

Dia melihat saat ini merupakan waktunya pemerintah bekerja membangun infrastruktur guna meningkatkan daya saing. Dia mengingatkan era liberalisasi pasar Asean 2015 sudah di depan mata. “Kalau momentum sekarang tidak kita tangkap, kita akan menajdi penonton di negeri sendiri pada saat era liberalisasi pasar ASEAN 2015 diterapkan.”

“Kalai biaya dan tarif kepelabuhan bisa turun 50% - 70%, tarif angkutan laut akan tertolong secara signifikan. Selama ini komponen tarif, pada pelabuhan menelan 60% dari total biaya angkutan laut,”ucapnya.

 

Sumber                         : BISNIS INDONESIA

Hari/tanggal                   : Rabu, 16 Januari 2013