Home / Company / News

KLASTERISASI TANJUNG PERAK MULAI 1 AGUSTUS

Tuesday, 23 Jul 2013
Share this news
Share Twitter    Share Facebook    Share LinkedIn

Tambatan yang ada di Pelabuhan Tanjung Perak selama ini tidak bisa dioptimalkan sesuai harapan. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Tanjung Perak bakal menjadikan pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia ini menuju klasterisasi.

Deputy General Manager Pelindo III Cabang Tanjung Perak, Bambang Hasbullah, menegaskan mulai 1 Agustus klasterisasi ini sudah berjalan. Sosialisasi ini telah dilakukan kepada enam asosiasi pengusaha di Tanjung Perak pada 3 Juli silam.

Dijumpai Radar Surabaya kemarin sore, Bambang mengungkapkan semuas asosiasi pengusaha terkait telah menyepakati. “Klasterisasi ini menuju percepatan pelayanan dan kinerja di Tanjung Perak. Dimana masing-masing dermaga akan melakukan aktivitas yang disesuaikan ,” kata Bambang.

Beberapa dermaga yang disiapkan menuju Klasterisasi adalah Jamrud Utara dijadikan aktivitas bongkar muat kargo internasional dan curah kering, Nilam Timur sisi utara dijadikan kegiatan bongkar muat kargo internasional dan curah kering, Nilam Timur sisi utara dijadikan kegiatan bongkar muat petikemas domestik pada 330 meter hingga 650 meter.

Demikian juga dengan dermaga Berlian dioptimalkan untuk petikemas domestik. Sedangkan dua unit Harbor Mobile Crane (HMC) milik PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) dipindahkan ke Jamrud Utara.

“Dengan demikian, HMC yang beroperasi di Jamrud Utara nantinya enam unit, untuk mempercepat aktivitas di Jamrud,” lanjut pria kelahiran Gresik itu. Ia menambahkan , Terminal Nilam di depan Indocement dan Pusri akan dijadikan kegiatan multipurpose, seperti kayu log, green cook, dan pasir kwarsa.

Bambang menambahkan, kegiatan multipurpose di Terminal Nilam ini akan dipindahkan ke dermaga Gresik akhir tahun nanti. Saat ini dermaga di Gresik dalam perbaikan, sehingga semua kegiatan masih dikonsentrasikan di Nilam. Untuk Terminal Nilam pada 650 meter-930 meter akan dipasang pompa untuk kegiatan bongkar muat curah cair non BBM.

Konsep klasterisasi ini diharapkan bisa mengetahui kemampuan masing-masing terminal melakukan bongkar muat. “Kedepan kami ingin mengetahui kemampuan produktivitas dari masing-masing dermaga. Salah satunya dengan menghitung dalam satuan atau liter,” ungkapnya.

 

Sumber : Radar Surabaya