PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) mengembangkan 15 pelabuhan guna menghadapi peningkatan arus barang dan pertumbuhan ekonomi di tujuh provinsi.
Pelindo III terapkan tiga strategi kembangkan pelabuhan berupa revitalisasi, optimalsisasi dan modernisasi pelabuhan,Tata pelabuhan Tanjung Perak dengan system clusterisasi, berupa spesialisasi kegiatan bongkar muat barang tertentu pada setiap terminal, Atasi masalah banjir dan rob dengan system pengendali banjir (polder system) dipelabuhan Tanjung Emas.
Kepala Humas PT Pelindo III Edi Priyanto menuturkan strategis bisnis ini mencakup tiga kategori. Pertama, revitalisasi pelabuhan dengan program peningkatan fasilitas pokok maupun pendukung. Kedua, optimalisasi melalui rekonfigurasi dan penataan pelabuhan. Adapun langkah ketiga, modernisasi melalui penyediaan dan penggantian peralatan berteknologi terbaru serta memperbaruhi system pendukung operasional.
Edi menjelaskan, program modernisasi dilakukan di Pelabuhan Tanjung Perak ( Surabaya), Tanjung Emas (Seamarang) dan Benoa ( Bali).
Adapun program peningkatan kapasitas pelabuhan menurutnya meliputi terminal peti kemas Semarang (TPKS), Pelabuhan Banjarmasin, Gresik, Kupang, Sampit, Batulicin, Lembar dan Pelabuhan Kumai.
Sedangkan Program RRevitalisasi di pelabuhan Tanjung INtan (Cilacap), Pelabuhan Bima, Tanjung Wangi, danCelukan Bawang.
Spesialisasi Tanjung Perak
Penataan di Tanjung Perak antara lain dengan melakukan spesialisasi terminal. General Manager Pelindo III Cabang tanjung Perak Rismarture, menguraikan penataan di wilayahnya yang segera dimulai 1 Agustus 2013 yakni spesialisasi setiap terminal.
Terminal Jamrud Utara sebagai missal, 0-400 penumpang, Kade 0-400 800 general cargo nternasional , Kade 800-1200 untuk crurah kering Internasional menggunakan HMC. Kade 0-120 (barat) untuk curah kering internasional menggunakan HMC.
Adapun terminal Jamrud Sealatan untuk kode 0-120 meter untuk curah kering Untuk domestik dengan HMC kade 2010-790 untuk general kargo domestic.
Penataan juga dilakukan diterminal Nilam sisi timur kade 0-33 untuk curah kering domestic, 330-650
Untuk peti kemas domestic dan 650-930 terminah curah hujan nonbbm
“Spesialisasi juga dilakukan di terminal lain. Dilakukan pula penambahan peralatan bongkar muat berupa 7 unit HMC ( Harbour Mobil Crane) di terminal Jamrud dan juga akan dilakukan penambhaan 2 unit Container Crane ( CC) sehingga total menjadi 5 menit CC di terminal NIlam”jelasnya.
Berbagai penataan itu diharapkan bisa meningkatkan kapasitas terminal di Tanjung Perak dari komoditas non peti kemas 13,42 juta ton naik 19% menjadi 15,94 juta ton setelah penataan. Sedangkan peti kemas dari 1,61 juta box naik 9 % menjadi 1,76 box.
Di sisi lain Pelabuhan Tanjung Perak juga sedang dilengkapi pelabuhan penumpang modern dan akan menjadi terminal penumpang kapal laut modern pertama di Indonesia. Nantinya terminal modern dibuat layaknya Bandar udara. Penumpang masuk terminal harus melakukan check in tiket dilantai 1 dan selanjutnya boarding, menunggu di ruang tunggu lantai 2, kemudian masuk kekapal laut melalui jembatan khusus (garbrata) dan barang bawaan masuk melalui bagasi tersendiri.
Rismanture menguraikan penataan kawasan Tanjung Perak juga dilakukan dengan rencana revitalisasi kalimas. Pelabuhan diruas Klaimas sepanjang 2,5 km itu nantinya dibagi menjadi tiga zona.
Zona pertama akan dijadikan pelabuhan rakyat, zona kedua untuk kawasan rekreasi dan ketiga untuk perkantoran. Kajian terhadap penataan juga sudah selesai dilakukan dan siap dikoordinasikan dengan pihak terkait.
Berbagai penataan itu, meurutnya beriringan dan mendukung pembangunan terminal Teluk Lamong yang ditargetkn mulai beroperasi April 2014.
Tanjung Emas Berbenah
Tak tertinggal dengan Perak, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang juga terus dikemabngkan. Kepala HUmas PT Pelindo III Edi Priyanto menguraikan perseroan telah mengucurkan dana pengembangan sedikitnya Rp 333,5 miliar sejak 2012 lalu.
Adapun kendala yang dihadapi, lanjutnya adanya rob dan banir. KOndisi itu diperparah dengan tingginya tingkat penurunan deltasi tanah didaerah utara kota Semarang ini.
“PT Pelindo III sudah secara berkala melakukan peninggian di sejumloah titik tertentu, seperti di dermaga luar dan dalam, agar tidak makin tenggelam, hal ini membuthkan biaya yang tidak sedikit”,ujarnya.
Perseroan juga membangun system pengendali banjir dengna membangun tanggul disekeliling pelabuhan.Pembangunan beberapa kolam retensi untuk menampung air rob sebelum dipompa kelaut.
Dia Berharap system pengendali banjir (polder system) bisa membuat kering kawasan pelabuhan baik musim hujan maupun musim rob.
General Manager Pelindo III Cabang Tanjung Emas Tri Suhardi mengatakan diperlukan sedikitnya Rp 170 miliar untuk modernisasi infrastruktur fisik dipelabuhan Tanjung Emas pada tahun ini.
Menurutnya, dana itu digunakan untuk merenovsi terminal penumpang Rp 5 miliar, pengadaan luffing crane Rp 48 miliar dan pembangunan system polder sebesar sebesar Rp 117 miliar.
“Renovasi itu untuk mendukung kinerja Tanjung Emas”, kata Tri.
Langkah itu, sambungnya diharapkan bisa membuat bongkar muat barang diwilayah kerjanya semakin lancer. Terlebih Luffing Crane Rp 48 miliar segera dipasang.
“Luffing Crane ini multi purpose karena mampu untuk bongkar muat kayu log, barang curah kering maupun curah cair serta petikemas” , ujarnya.
Luffing crane di Pelabuhan Tanjung Emas memiliki jangkauan hingga 35 meter, dengan kemampuan angkat mencapai 40 ton.
Sebagai informasi, berbagai program Pelindo III merupakan komitmen perseroan dalam rangka menyukseskan Program Master Plan Percepatan dan Pembangunan Ekonomi (MP3EI). Setidaknya itu terliht dari pembangunan Terminal Teluk Lamong pelabuhan Tanjung perak, modernisasi pelbuhan Tanjung Emas Semarang, pengembangan Terminal Petikemas di TPK Semarang dan TPK Bnajarmasin, Pembangunan Terminal Petikemas Pelabuhan Tenau Kupang, Pembangunan Pelabuhan Marina di Benoa dan pembangunan jalan Tol Nusa Dua Ngurah Rai Benoa. (Senin 29 Juli 2013).
Sumber : Bisnis Indonesia