Prestasi bagus dicatat Terminal Nilam sepanjanjang bulan Juli. Dimana pertumbuhan petikemas domestik mencapai 30 ribu TEU’s atau mengalami peningkatan sekitar 25 persen dari sebelumnya 24 ribu TEU’s. Pertumbuhan ini tidak lepas dari Sistem Kerja Terusan yang diterapkan sejak Januari 2013. Sistem ini sedikit mengurangi waktu istirahat Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Terminal Nilam Timur.
Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Edi Priyanto mengungkapkan prestasi yang dicapai Nilam. “Petikemas domestik mengalami pertumbuhan yang cukup bagus, dari 24 ribu TEU’s menjadi 30 ribu TEU’s. Artinya ada kenaikan sekitar 25 persen, ujarnya.
Padahal, lanjut Edi, bila melihat berth (dermaga) yang ada di Nilam Timur panjangnya nanggung, sekitar 400 metet. Artinya tidak terlalu panjang bila dibandingkan dermaga lain di Tanjung Perak. Demikian juga dengan crane yang ada hanya didukung tiga container crane (CC).
“Selanjutnya akan kita tambah satu CC untuk mendukung pertumbuhan petikemas domestik di Nilan,” lanjut pria kelahiran Klaten itu. Program itu sudah disusun memasuki program kerja tahun 2013 untuk mendukung percepatan dan produktivitas di Nilam Timur.
Sistem Kerja Terusan (SKT) yang diterapkan di Nilam Timur ini mengurangi Non Operation Time (NOT) atau waktu tidak efektif. Selama SKT ini bukan mempersempit kerja TKBM. “Tetap memberi jam istirahat, tetapi dengan bekerja, lanjut Edi.
Berdasarkan data yang dimiliki Pelindo III, peningkatan itu bisa dilihat dari produktivitas bongkar muat dan kinerja unitilitas alat. Pada tahun 2012 tercapai 21.996 boks. Sedangkan dalam empat bulan pertama dengan uji coba SKM mampu meningkat menjadi 22.695 boks (Januari/2013), 23.472 boks (Februari), 24.092 boks (Maret), dan 23.052 boks (April).
Uji coba SKT di awal tahun telah terjadi peningkatan prodksi. Dan ini akan kita coba teruskan bila perlu diujicobakan di terminal lainnya,” ungkap Edi. SKT ini diharapkan bisa diimbangi dengan berkurangnya break down alat.
Sumber : Radar Surabaya