Home / Company / News

KEBERADAAN SIMPANG SUSUN TELUK LAMONG MENDESAK

Wednesday, 21 Aug 2013
Share this news
Share Twitter    Share Facebook    Share LinkedIn

Kajian pembangunan fly over atau simpang susun dari dan menuju Terminal Multipurpose Teluk Lamong dianggap mendesak. Berdasarkan hasil pertemuan dengan Sekretariat Wakil Presiden dengan PT Pelabuhan Indonesia III meminta agar dibuatkan jalur alternatif pemecah kepadatan jalur darat.

Dalam pertemuan yang dilaksanakan di kantor Pelindo III menghasilkan dua alternatif untuk pembangunan sisi darat. Kajian pertama pembangunan fly over atau pelebaran jalan di sepanjang jalan Surabaya-Gresik lewat Margomulyo. Kajian kedua pembangunan rel kereta api.Kepala Humas Pelindo III, Edi Priyanto, mengakui kebutuhan paling mendesak adalah pembangunan fly over.

“Pembangunan fly over dianggap paling efisien dari sisi harga maupun dari sisi efektivitas. Efisiensi dan efektivitas bisa dilihat dari biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan fly over. Dimana tidak ada pembebasan lahan, juga proses perizinan dan penggusuran.

Menurut Edi, untuk pelebaran jalan ini harus menggusur beberapa ruas rumah di sekitar jalan raya cukup mahal. Para spekulan menetapkan harg tanah per meternya mencapai puluhan juta. Pembangunan fly over ini sebelumnya memang telah lama dibahas. Tetapi baru ada titik temu setelah Pelindo III menggelar pertemuan dengan Setwapres akhir Juli lalu. Rumusan paling mendesak adalah pembangunan fly over sepanjang 4,3 kilometer.

Gambarannya sudah ada, titik pembangunan fly over nantinya. Yang pasti jalur tersebut diupayakan lebih efisien, baik jarak, harga, maupun lokasinya. Fly over ini nantinya akan dikerjakan oleh dua pihak dengan dua tahapan. Pihak pertama dilakukan oleh konsorsium BUMN sepanjang 2,4 kilometer. Sedangkan pihak kedua dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya dan pihak pengembang.

Untuk tahap kedua fly over ini terhubung dengan West Outter Ring Road (WORR/jalur barat) yang merupakan proyek Pemkot Surabaya. Edi Priyanto menegaskan pemilihan pembangunan fly over ini sudah memiliki beberapa kajian. “Pembangunan jalur ini (fly over) terintegrasi dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkot Surabaya serta terhubung dengan lintas angkutan barang. Nantinya, jalur ini untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang diperkirakan mencapai 1.500 truk perhari pada tahun pertama”jelas Edi.

Dia menambahkan, hasil kajian dengan Setwapres ini ditindaklanjuti untu mendapat perizinan dari Kementrian Pekerjaan Umum.

Sumber : Radar Surabaya