Home / Company / News

KLASTERISASI TANJUNG PERAK MASIH TERKENDALA

Wednesday, 23 Oct 2013
Share this news
Share Twitter    Share Facebook    Share LinkedIn

Program klasterisasi ataupenataan terminal Tanjung Perak di anggap terlalu dini untuk di evaluasi karena baru di mulai pada 1 September 2013. Meski demikian masih ada banyak kendala pada program yang sudah berjalan lebih dari sebuah itu.

            Beberapa permasalahan di temukan di empat terminal yaitu, Jamrud, Nilam, Mirah dan Berlian.  Permasalahan tersebut menghambat program klasterisasi. Di antaranya, masalah masalah kedalaman dan aktifitas perusahaan bongkar muat (PBM) yang tidak sesuai dengan program klasterisasi. Salah satunya adalah kedalaman kolam di Jamrud Barat -6,5 meter low water spring (LWS). Tetapi bila air pasang, kedalaman kolam bertambah menjadi -8,5 meter. Padahal, Jarud Barat di peruntukkan bagi kegiatan bongkar muat kapal curah kering.

            Selain itu, penerapan klasterisasi di Jamrud Selatan belum optimal. Pada kade meter 0-200 meter Jamrus Selatan belum optimalkan untuk curah kering domestic. Masalah yang timbul karena muatan kapal curah kering  domestic relatif lebih sedikit sehingga Jamrud Selatan 0-200 di optimalkan untuk melayani bongkar muat curah kering dan general cargo international.

            General Manager PT Pelabuhan Tanjung Perak Rismature Sidabutar yang di konfirmasi  mengakui bahwa program klasterisasi masih memiliki kendala di lapangan. “Itu (kedalaman) menyesuaikan kondisi tambatan dan saat ini maintenance (perawatan) sudah berjalan sesuai dengan program,” ungkapnya. Dia menuturkan bahwa kedalaman dermaga di tiap dermaga tidak sama.

            Masalah lainnya adalah adanya kegiatan bongkar muat peti kemas domestic di Dermaga Mirah sisi Selatan sepanjang 324 meter dan sisi ti ur sepanjang 315 meter. Padahal, kegiatan bongkar muat peti kemas domestic di pindahkan ke Dermaga Berlian. ”Memang itu belum berjalan maksimal, tetapi kami akan melakukan evaluasi secara periodic setiap bulan. Kami akan melakukan evaluasi setelah itu berjalan tiga bulan. Sebab saat ini, program tersebut baru berjalan sebulan,” ungkap Rismature.

            Program tersebut diujicobakan pada 1 Agustus di Dermaga Jamrud Selatan, Jamrud Utara, Jamrud Barat, Nilam, Mirah, dan Berlian. Penataan tersebut di harapkan bisa menekan waiting time (waktu tunggu) dan mempercepat pelayanan bongkar muat.

Sumber : Radar Surabaya