Pengaturan kapal di dermaga Kalimas harus segera dilakukan. Sebab, dermaga yang digadang-gadang menjadi wisata budaya (heritage) itu tampak semrawut. Banyak kapal, baik kapal kayu maupun kapal besar, yang bongkar muat disana. Dampaknya, dermaga tersebut tampak tidak tertata.
Kapal kayu dan kapal besar (warga setempat menyebutnya kapal besi) parkir tidak teratur tanpa ada area pembatas yang jelas. Dermaga itu hanya diperuntukkan bagi kapal kayu pelayaran rakyat (pelra). Faktanya, ada kapal besi yang parkir untuk perbaikan dan bongkar muat.
Sumarto, salah seorang pemilik kapal pelra asal gresik, mengaku kecewa dengan kesemrawutan tersebut. Dia meminta PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III segera menerbitkan kapal-kapal itu. Apalagi, dermaga tersebut akan direnovasi untuk wisata heritage.
“Kadang kami sulit masuk dan mencari tempat bersandar di dermaga. Sebab, kapal besi yang parkir seenaknya dan ukurannya lebih besar,” ungkap Sumarto. Padahal, kapal pelra membutuhkan tempat khusus untuk parkir.
Berdasar pantauan Jawa Pos kemarin (29/1), hampir 40 persen kapal yang parkir disana adalah kapal besi. Hal tersebut otomotis menimbulkan konflik antar pemilik kapal. Truk yang sedang bongkar muat juga melintang seenaknya. Jika ada dua truk yang berpapasan, salah satunya minggir.
Humas Pelindo III Edi Priyanto mengatakan, pihaknya siap menerbitkan kesemrawutan disana. “Kami sering memantau dermaga tersebut. Kami akan menerbitkan sekaligus melakukan sosialisasi,”ujarnya.
SUMBER : JAWA POS
HARI, TANGGAL : RABU, 30 JANUARI 2013