PT Pelabuhan Indonesia III terus melakukan sinergi dengan pengguna jasa Pelabuhan Tanjung Emas Semarang untuk mendorong perbaikan akses hinterland menuju pelabuhan itu.
General Manager PT Pelabuhan Indonesia (PELINDO) III Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) Iwan Sabitini menuturkan hinterland atau daerah yang terkoneksi dengan pelabuhan mencakup wilayah industri di Ungaran, Kabupaten Semarang dan Demak membutuhkan akses infrastrukur yang memandai sebagai penunjang aktivitas pengiriman barang industri.
“Karena memiliki hubungan ekonomi, akses hinterland ke pelabuhan terus kami dorong melalui pemerintah untuk segera ditindaklanjuti baik jalan maupun jalur kereta,” tambahnya.
Adapun perbaikan infrastruktur pelabuhan dilakukan sesuai rencana kerja hingga 2018 seperti pembangunan dermaga sepanjang 105 meter dan penambahan lapangan penumpukan seluas 5,3 hektar.
TPKS terus berkomunikasi aktiv guna mendukung efesiensi bongkar muat melalui pendataan dan penjadwalan sandar kapal dan pembongkaran peti kemas sesuai dengan ketentuan.
Sepanjang kuartal 1/2014, TPKS berhasil meningkatkan produktivitas bongkar muat sebesar 18% menjadi 143.000 TEUs dari periode yang sama 2013 sebanyak 116.000 TEUs.
“Selain dukungan infrastruktur, keterbukaan informasi dan langkah memastikan customer bahwa pelayanan kami terbuka memang berperan dalam kelancaran bongkar muat,” tegasnya.
Iwan memaparkan bongkar muat peti kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang masih didominasi container barang ekspor-impor.
Pertumbuhan produktivitas yang mencapai 18% itu merupakan imbas dari peningkatan ekspor Jateng ke beberapa Negara seperti Amerika Serikat dan Brasil untuk garmen serta ke Jepang dan Timur Tengah untuk furniture.
DOMINAN EKSPOR
Iwan menguraikan, bongkar muat di TPKS masih didominasi produk ekspor-impor seperti garmen dan produk tekstil (38%), mebel dan furrnitur (15%) serta sisanya barang elektronik dan makanan olahan.
“Untuk pasar domestik masih kecil sekali karena focus kita internasional. Namun, untuk mengisi waktu idle kita dorong sector domestic dengan tawaran diskon pelayaran 40%,” katanya.
Selama ini, bongkar muat container domestic masih dilakukan untuk rute Tanjung Priok-Semarang dan Kumai Kalimantan-Semarang. Aktivitas bongkar muat barang domestik baru dimulai pada semester II-2013 sehingga terus diupayakan untuk lebih produktif.
Pada 2014, TPKS menargetkan layanan bongkar muat dosmetik 15.000 TEUs-18.000 TEUs dengan 3 kapal. Untuk pelayaran internasional, bongkar muat ditargetkan mencapai 498.000 TEUs sepanjang 2014. (23/04/2014)