Manajer SDM dan Umum Pelindo IV Balikpapan Teguh Haryono mengatakan pihaknya perlu mencari strategis bisnis baru pasca beralihnya aktivitas bongkar muat koontainer ke Terminal Peti Kemas (TPK) Kariangau. Fungsi pelabuhan sebagai terminal penumpang akan tetap berlangsung dengan perbaikan pada fasilitas yang perlu direnovasi.
“Tahun ini kami rencanakan untuk renovasi dan mempercantik terminal penumpang agar penumpang betah di dalamnya,” ujarnya.
Teguh mengakui aktivitas pelabuhan tertinggi didominasi oleh kapal ro-ro yang sepanjang tahun lalu mencapai 599 panggilan atau 43% dari total panggilan. Hal ini disebakan oleh tingginya arus distribusi barang dari luar daerah ke Balikpapan.
Adapun untuk kapal penumpang, pihaknya mencatat hanya mendapatkan 230 panggilan sepanjang tahun lalu atau sekitar 17% dari total panggilan. Peningkatan arus penumpang biasanya terjadi hanya pada saat mudik atau tahun baru karena harga tiket pesawat udara yang hamper menyentuh batas atas.
Teguh menuturkan Pelindo IV Balikpapan tengah mengembangkan bisnis supply base dengan memanfaatkan lapangan kontainer Semayang yang tidak lagi banyak diisi oleh peti kemas. Masih prospektifnya bisnis pengeboran minyak di lepas pantai Selat Makasar menjadi salah satu alasan pengembangan nisnis Pelabuhan Semayang ke supply base.
“Sudah ada yang menjajaki peluang untuk kerja sama. Kami harapkan ini terealisasi dan bisa menarik pelaku bisnis lain untuk bekerja sama,” tukasnya.
Adapun untuk car terminal Pelindo Balikpapan akan memanfaatkan lapangan Tukung seluas 6.300 meter persegi guna menampung kendaraan sehingga tidak lagi menggunakan area jalan. Rencananya, Pelindo juga akan melakukan reklamasi untuk menambah luasan areal.
Teguh mengaku telah mengomunikasikan usulan ini kepada Pemkot Balikpapan dan telah memperoleh persetujuan,”Jadi, Pelabuhan Semayang akan lebih rapi karena kapal dengan muatan yang macam-macam dilokasikan di Lapangan Tukung.”
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Balikpapan Suryanto menambahkan pemerintah mendukung pengembangan Pelabuhan Semayang menjadi supply base karena sifatnya yang hanya berhubungan dari laut ke laut. Namun, untuk bisnis car terminal,pihaknya masih keberatan karena akan memengaruhi kondisi lalu lintas di dalam kota.
“Kalau bisa yang semacam itu di TPK Kariangau saja. Kami juga masih menunggu pengembangan di sana karena baru 10 ha yang dikembangkan dari luas total 72,5 ha,” tambahnya.
KUALA TANJUNG
Dalam perkembangan lain, pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung di Kabupaten Batu Bara, Sumatra Utara, sudah memasuki tahap penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), sehingga pembangunan fisiknya dapat dimulai pada 2014.
Asisten Corporate Secretary Humas Pelindo I Medan Eriansyah mengaku tahapan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung Baru memasuki penyusunan amdal, sedangkan studi kelayakan dan detail engineering design (DED) sudah selesai.
“ Kini tahapan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung sudah memasuki penyusunan amdal. Diharapkan pembangunan fisik sudah bisa dimulai pada tanggal 2014,” ujarnya di Medan.
Tahun lalu, Pelindo I Medan menjalin kerja sama dengan PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Hutama Karaya untuk membangun Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai hun port dengan inventasi sedikitnya Rp 4 triliun.
Menurut Eriansyah, sesuai jadwal yang ditetapkan, memang kemajuan pembangunan Kuala Tanjung masih pada tahap yang wajar mengingat perizinan yang harus dipenuhi sebanyak 11 jenis.
Sumber : Bisnis Indonesia