Home / Company / News

KERJA BERAT TIM PEMELIHARAAN KAPAL DI PELABUHAN TANJUNG PERAK

Tuesday, 02 Apr 2013
Share this news
Share Twitter    Share Facebook    Share LinkedIn

Kapal sebagai transpotasi laut harus dipeliharaan dalam waktu tertentu. Ada tim khusus yang bertugas dalam bidang pemeliharaan itu. Yakni, mereka yang berada di PT Pelindo Marine Service (PMS) Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

            SIANG, itu sembilan orang berada di area Grafing dock PT PMS. Dengan wajah serius, mereka menghadap ke kolam yang memiliki panjang 45 meter, lebar 15 meter, dan dalam 5 meter. Bentuknya letter U menghadap ke laut. Pandangan mereka tertuju pada kapal yang perlahan mulai masuk ke area tersebut.

            Sekitar 15 menit, kapal yang dimaksud itu sudah berada di dalam kolam grafing dock. Selanjutnya, pintu di ujung grafing dock menutup perlahan. Setelah rapat, area kolam dikosongkan dengan memompa air ke laut.

            Bersamaan itu, dengan menggunakan peralatan selam, Sampuri, 48, menceburkan diri kekolam tersebut. Dia menyelam untuk memastikan bagian bawah kapal sesuai dengan tempat yang sudah disiapkan. Tidak lama, Sampuri muncul ke permukaan lagi. Dia mengabarkan bahwa posisi kapal terlalu serong sehingga tidak tepat pada bantaran yang ada didasar kolam.

            “Geser ke kanan sedikit, “perintahnya kepada rekan-rekan yang ada ditepi kolam itu. Setelah diperkirakan tepat, Sampuri pun kembali menyelam untuk memastikan sudah tepat atau belum. Tidak lama, pria kelahiran Malang itu muncul lagi.”Posisi tepat. Mulai pasang pasak sisi kapal,” perintahnya lagi.

            Pasak yang dimaksud tersebut sejenis kayu yang membujur antara dinding kolam dan lambung kapal. Tujuannya menahan agar kapal tidak bergerak kekiri atau kanan. Setelah terpasang semua, Sampuri keluar dari area kolam dan bergabung dengan rekan-rekannya. Mereka lalu menunggu pemompaan air yang berlangsung hingga enam jam kedepan.

            “ Harus bbersabar,” ungkap Sampuri sambil melepas peralatan selamnya. Tanpa kesabaran bisa berakibatkan fatal. Dia mencontohkan, mamastikan kapal tepat di dalam bantaran dasar kolam tidaklah mudah. Sering kali bapak dua anak itu harus menyelam lebih dua kali ke dasar kolam. “Begitu seterusnya sampai kapal tepat di bantaran, “jelasnya

            Itu saja belum cukup. Sebelum pasak kiri kanan kapal terpasang sempurna, dia tidak bisa meninggalkan area kolam. Karena pemasangan yang tidak sempurna, kapal akan mudah bergerak, jika sudah seperti itu, harus dicek lagi. Sebab, sangat munkin bagian bawah pun bergeser dari bantaran dasar kolam.

            Semua dilakukannya dengan penuh hati-hati. Terutama ketika air mulai surut. Kapal tidak terapung lagi. Jadi, potensi roboh sangat besar. Salah pemnempatan posisi bisa tergencet.” Itu yang selalu kami takutkan ketika memasukan kapal ke grafing dock,” ujar bapak dua anak itu.

            Sambil menunggu air surut. Kapal Sampuri menjelaskan, PT PMS merupakan anak perusahaan PT Pelindo III. Perusahaan tersebut diresmikan pada Januari 2012. Jumlah karyawan seluruhnya lebih dari 30 orang. Namun, yang bertanggung jawaban di area grafing dick sembilan orang.” Satu orang koordinato, lainnya pelaksana di lapangan,” papar pria penghobi olahraga itu.

            Tiba-tiba saat berbincang dengan Jawa Pos, pompa pembuang air berhenti. Tepatnya ketika ketinggian 1.75 meter. Sampuri dan tiga rekannya kembali turun ke area kolam. Kali ini mereka tidak mengenakan peralatan selam. Alasannya, pada ketinggian itu, petugas tidak akan tenggelam.

            Sesampainya di dasar kolam, empat orang tersebut menuju lambung kapal. Mereka lalu memasang tiang di lambung kapal itu. Fungsinya, memperkuat posisi lambung agar tidak bergoyang kekiri ataupun kanan. Setelah tuntas, mereka kembali ke atas kolam. Pemompaan air laut dilanjutkan lagi.

            Menurut Sampuri, penempatan kapal kali ini tergolong mudah. Dia menceritakan, dirinya pernah harus keluar masuk air lebih dari 10 kali. Penyebabnya, kondisi kapal tidak seimbang sehingga suliit menepatkan posisi bagian bawah kapal tepat di bantaran. Area grafing dock.

            Tenaganya cukup terkuras. Namun, tetap saja tanggung jawab harus dijalankan. Penempatan di bantaran kembali dilakukan secara pelan hingga tepat bisa dikunci dengan pasak kiri kanan.

            Sampuri menyatakan, memasukkan kapal yang dilakukan kemarin siang itu tergolong mudah. Selain posisi air sedang pasang, kondisi cuaca cukup mendukung. Dia menambahakan persyaratan utama memasukkan kapal ke grafing dock adalah saat air sedang pasang. Masalahnya, waktu pasang air tidak menetu. Bisa pagi, siang atau dini hari.

            Parahnya, tidak jarang pasang air terjadi dini hari dengan diiringi hujan lebat. Saat itu penerangan hanya mengandalkan lampu. Selain itu, terjangan angin cukup mempengaruhi. Ditambah, derasnya hujan memperlambat pengosongan kolam. “jika normalnya kami membutuhkan waktu enam hjam dalam kondisi hujan bisa lebih dari itu,” ujar suami Kartini tersebut.

            Begitu air surut, pekerjaan perbaikan mulai dilakukan. Lima petugas yang dipimpin Agus Prayitno pun turun ke area kolam. Mereka mengecek bagian bawah kapal. Mulai proppeller atau baling-baling,as baling-baling hingga lambung kapal. Pemeriksaan itu dilakukan untuk memastikan kondisi terakhir bagian-bagian tersebut.

            Agus menyatakan, sebenarnya sebelum kapal masuk ke area kolam, pemilik memberikan gambaran secara umu. Mulai kondisi kapal. Kondisi mesin, hingga keseimbangan kapal.”Tapi, kami tetap harus memastikan kondisi yang sebenarnya dengan cara melihat langsung,”ucapnya.

            Setelah memastikan kondisi masing-masing bagian, mulailah dilakukan tindakan. Misalnya, jika ada bagian lambung yang mengalami korosi, dilakukan pemotongan di bagian itu. Lalu, dipesankan lambung dengan bahan serupa dan dipasang lagi ke lambung tersebut.

            Bahan tidak boleh berubah dengan sebelumnya. Sebab, setiap kapal sudah masuk. Badan Klasifikasi Indonesia (BKI). Mengubah bahan sama artinya dengan melayani aturan BKI. Jika itu terjadi, pemilik kapal bisa terkena sanksi, begitu juga tim perawat kapal.

            Selain korosi lambung, kerusakan sering terjadi pada as baling_baling. Biasanya itu disebabkan faktir umur. Untuk memperbaikinya, normalnya dibutuhkan waktu sekitar dua minggu. Namun, terkadang bisa sampai sebulan. “ Bergantung pada jenis kerusakannya,” ungkapnya.
            Bapak dua anak itu menabahkan, timnya tidak pernah bermain-main dalam memperbaiki bagian bawah kapal. Ketelitian dan penuh hati-hati menjadi kunci utama. Apalagi, pada bagian yang berdekatan dengan pasak-pasak kayu. Jangan sampai terlalu kasar hingga merobohkan pasak. “ Sekali roboh, kapal bisagoyang dan menggencet petugas hingga meninggal,”ucapnya.

            Tetapi, lanjut Agus , selama PT PMS berdiri, yakni awal 2012, belum ada peristiwa yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Tidak ada kecelakaan kerja. Sebab, pengamanan area grafing dock sangat ketat. Termasuk prosedur dan ketepatan yang diterapkan di area itu. “ kami junjung kedisiplinan sehingga kecelakaan bisa dihindari,” papar suami Sri Ibtiyah itu.

            Saat ini PT PMS memprioritaskan kapal-kapal milik PT Pelindo. Namun, pada posisi memungkinkan, ada kapal swasta yang juga ditampung. Sepertyi yang terjadi saat ini, di antara tiga grafing dock, hanya dua yang dipakai. Masih sisa satu grafing dock yang selanjutnya digunakan untuk kapal milik pelabuhan rakyat (pelra)

            Agus menjelaskan, pada perbaikan jenis itu, PT PMS hanya menyewakan fasilitas. Tim yang bekerja berasal dari pemilik kapal yang bekerja sama dengan pihak ketiga. “Jadi, kami tidak turut campur secara detail tenteng perawatan dan perbaikannya. Hanya proses pinjam dok saja,” jelasnya.

            Bagi Sampuri maupun Agus, pekerjaan yang dilakoninya cukup berat selain berkaitan dengan alam, jenis benda yang diperbaiki sangat besar. Butuh kesabaran, ketelatenan , dan keikhalasan dalam menjalaninya. “ tanpa itu, kami tidak akan bisa bekerja secara maksimal,” ungkap Sampuri.