PSA International, BUMN Sibgapura, siap bekerja dengan PT Pelabuhan Indonesia II untuk mengembangkan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Group CEO PSA International Tan Chong Meng mengatakan kesiapan itu mengacu kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok masih bisa dikembangkan seiring dengan pertumbuhan arus barang serta pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat positif, Priok masih bisa berkembang. Baik PSA ada disana (Priok) maupun tidak , atau jika ada orang lain yang bekerjasama dengan Pelindo II, peluang pertumbuhan itu ada,” ujarnya di sela-sela studi banding PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo) atau IPC ke kantor dan pelabuhan PSA, Singapura.
Chong Meng menjelaskan keinginan PSA untuk bekerjasama dengan Pelindo II dilandasi dua hal. Pertama, PSA memiliki pengalaman yang cukup matang sejak sebelum memisahkan diri dari pemerintah Singapura, untuk kemudian bertransformasi menjadi entitas bisnis independen pada 1997. Kedua, PSA merupakan pemain regional yang berkeinginan mewujudkan kawasan Asean yang sehat.”Dulunya kami adalah tumpuan pemerintah. Sejak kami jadi komersial, dalam melihat pelabuhan lain, kalau kami tidak bisa menghasilkan uang dari situ, tentu kami akan pergi ke tempat lain”.
Saat ini, kawasan perdagangan Asean menjadi salah satu kawasan yang tumbuh positif diantara kawasan lainnya. Seperti diketahui, lanjutnya, Eropa masih butuh waktu untuk recovery, sementara AS masih terus mencoba memulihkan kondisi perekonomiannya.
“Kawasan perdagangan Asean menjadi sangat penting karena dua hal, yaitu kawasan ini memiliki pertumbuhan populasi dan juga pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tapi di sisi lain, unity and harmony di antara anggota Asean menjadi lebih penting,” ujarnya.
Chong Meng memandang Pelabuhan Singapura tidak bersaing dengan Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Keduanya memiliki karakteristik pelabuhan yang berbeda, di mana Singapura menjadi transhipment port sementara Jakarta adalah destination port .
Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino mengatakan pihakna mencari partner strategis untuk mempercepat pengelolaan pelabuhan yang lebih efisien. Menurutnya, diperlukan cara pandang yang lebih luas untuk menerima keberadaan mitra asing.
“Pelindo adalah BUMN, kami harus memberikan yang terbaik untuk rakyat, bagaimana agar pelabuhan itu bisa efisen. Cara paling cepat adalah bekerja sama dengan partner yang the best”, ujarnya.
Lino mengatakan banyak efek berganda yang didapat jika pengelolaan pelabuhan itu bisa efisien, seperti distribusi barang yang tepat waktu dan biaaya logistik yang lebih murah, yang seterusnya bisa memacu pertumbuhan ekonomi, “Sayangnya pelabuhan di Indonesia masih banyak yang belum efisien, masih perlu dilakukan banyak pembenahan, maka dari itu kami butuh partner,” ujarnya.
PSA International, yang 100% dimiliki Temasek, adalah salah satu grup pelabuhan yang masuk lima besar di dunia.
Selain mengelola pelabuhan Singapura, PSA juga mengelola pelabuhan di luar Singapura, termasuk di Asia, Eropa dan Amerika Latin. Total kapasitas pelabuhan yang dikelola PSA tahun lalu mencapai 60,1 juta TEUs, dimana 31,3 juta TEUs diantaranya adalah di Singapura. Pendapatan PSA International tahun lalu mencapai 4,5 miliar Dollar Singapura.
PSA International menjadi salah satu peserta tender pembangunan proyek terminal 2 dan 3 pelabuhan Kalibaru New Priok, yang diselenggarakan oleh Pelindo II.
Sumber : Bisnis Indonesia