Home / Company / News

PELINDO II BERLAKUKAN TARIF TUNGGAL

Monday, 22 Apr 2013
Share this news
Share Twitter    Share Facebook    Share LinkedIn

PT Pelabuhan Indonesia II memberlakukan tarif tunggal atau single billing terhadap pelayanan kargo impor berstatus less than container load melalui gudang lini 2 di pelabuhan Tanjung Priok per 1 Mei 2013.

Kargo impor berstatus less than container load (LCL) merupakan kegiatan importasi yang dilakukan lebih dari satu pemilik barang dengan dimuat dalam satu container dan butuh penanaganan khusus atau pecah status saat barang di keluarkan dari pelabuhan.

Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Cabang Tanjung Priok Sofyan Gumelar mengatakan uji coba tariff tunggal kargo LCL telah diterapkan di sejumlah gudang termasuk gudang milik PT Multi Terminal Indonesia (MTI) dan Dwipa Hasta Utama (DHU).

Menurutnya, Fasilitas gudang yang telah diberlakukan system tarif tunggal kargo LCL itu di siapkan loket khusus dan di tempatkan sejumlah petugas guna melayani kegiatan penyelesaian dokumen dan pembayaran.

“Selanjutnya akan di implementasikan ke semua fasilitas gudang yang ada di Pelabuhan, sehingga awal bulan depan sudah berlaku penuh single billing,” ujarnya.

Sofyan menjelaskan mekanisme tariff tunggal kargo LCL itu yakni bekrja sama dengan pengelola terminal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok yang melayani kegiatan ekspor impor.

Dia menambahkan pola relokasi barang itu mengacu penangananan overbrengen peti kemas. “Jadi , pihak terminal peti kemas asal yang akan mendistribusikan ke gudang mana kargo LCL itu akan di relokasi “tuturnya.

Dengan pola kerja sama yang melibatkan terminal peti kemas asal dalam penanganan kargo LCL, dia meyakini bisa menekan biaya tinggi ekonomi yang selama ini di keluhkan pengguna jasa dalam penanganan impor.

DIa mengaskan pegaturan kargo LCL itu tidak bermaksud menghilangkan peran forwarder konsolidator yang selama ini menjalani bisnis tersebut

“Kami hanya ingin tarif pelayanan di pelabuhan lebih efisien, “tandasnya.

Sekjen Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Achmad Ridwan Tento menyatakan pihaknya mendukung penerapan tarif tunggal layanan kargo impor LCL di Pelabuhan Tanjung Priok.

Menurutnya, Implementasi tarif tunggal bias memangkas lebih dari 40% ekonomi biaya tinggi yang terjadi di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

“Selama ini, pelayanan LCL menimbulkan biaya tinggi di Priok. Bayangkan saja sebelumnya untuk mengeluarkan kargo 1m3 pihak importer harus membayar  Rp.8 juta,”ujarnya.

SUMBER : Bisnis Indonesia