Home / Company / News

Priok Akan Tetapkan Tarif Baru Bongkar Muat

Wednesday, 24 Apr 2013
Share this news
Share Twitter    Share Facebook    Share LinkedIn

 General manager PT Pelindo Indonesia (Pelindo) II Cabang Tanjung Priok Ari Henryanto mengatakan rencana penaikan ongkos pelabuhan pemuatan/ ongkos pelabuhan tujuan (OPP/OPT) di pelabuhan Tanjung Priok sudah mendesak guna memberikan kepastian berusaha bagi perusahaan bongkar muat (PBM) sebagai mitra Pelindo II.

“Sudah sangat urgent, sedangkan upah buruh bongkar muat sudah naik 3 kali sejak 2008 dan PBM Tanjung priok mesti dipertahankan eksitensinya sebagai mitra Pelindo II,” ujarnya.

Dia menilai penyesuaian tarif bongkar muat itu tidak hanya mendukung operasional PBM tetapi juga untuk mendongkrak produktivitas pelayanan bongkar muat.

Namun, Ari menegaskan pihaknya msi membuka peluang dialog dengan gabungan importer nasioanal seluruh Indonesia (GINSI) dan asosiasi Logistik dan forwarder Indonesia (ALFI) hingga akhir bulan ini.

“Kalau tidak ada titik temu, saya akan berlakukan tarif baru untuk OPP/OPT di Priok mulai Mei, “tegasnya.

Dia menegaskan OPP/OPT di priok belum pernah di sesuakan sejak 2008, sedangkan PBM harus melakukan investasi di pelabuhan secara berkesinambungan.

Ari juga menepis anggapan bahwa rencana penyesuaian OPP/OPT di priok bertujuan menutupi beban biaya PBM.

KONTRIBUSI

Selama ini, PBM memberikan kontribusi kepada Pelindo II Cabang Tanjung Priok sebesar 40%dari hasil kegiatan bongkar muat.

“Kalau soal kontribusi PBM itu kan sudah diatur dan disetujui PBM terseleksi yang ada di Pelabuhan Tanjung Priok,”Ujarnya.

Dia juga menyatakan pihaknya siap mengurangi besaran kontribusi PBM menjadi 30% jika standar prokdutivitas jauh dibawah standar yang di tetapkan keuda belah pihak.

Ari mencontohkan standar prokdutivitas bongkar muat peti kemass di dermaga konvensional sebanyak 60.000 twenty foot equivalent unit (TEUs) hingga 80.000 per 100m2 dermaga per tahun.

“Jika melewati standar itu cukup bayar kontribusi 30% tetapi jika dibawh itu kita kenakan pinalti, “tuturnya.

Sampai saat ini, dia mengungkapkan sudah ada satu PBM hamparan jala sagara dari total 16 PBM terseleksi di pelabuhan tanjung priok.

Sementara itu, ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder  Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Sofian  Pane sebelumnya menargetkan pembahasan OPP-OPT di pelabuhan tanjung priuk selesai akhir bulan ini.

Menurutnya, pihaknya sudah bertemu dengan pengurus asosiasi dalam menyikapi rencana penyesuaian OPP-OPT tersebut. “mudah-mudahan pada 1 Mei 2013 sudah ada penetapan tarif yang baru,”ujarnya.

SUMBER : Bisnis Indonesia