Home / Company / News

REVITALISASI PELABUHAN TELUK BAYUR

Tuesday, 30 Apr 2013
Share this news
Share Twitter    Share Facebook    Share LinkedIn

Pelabuhan Teluk Bayur yang sebelumnya bernama Emmahaven ini dibangun sejak zaman kolonial Belanda sekitar 1888 – 1893 yang berfungsi sebagai pintu gerbang antarpulau serta ointu gerbang ekspor impor dari dan ke Sumatra Barat.

Pelabuhan itu dulu berpondasi kayu. Pengembangan pernah dilakukan di pelabuhan yang terletak di sebelah barat Padang itu dalam waktu 1988 – 1992. Pelabuhan yang berada dibawah Pelindo II itu terkesan terbengkalai tak terurus hingga pertengahan 2011.

Akhirnya, Pelindo II berusaha memugar kembali pelabuhan dan mengembalikan kejayaan satu-satunya pelabuhan di Sumatra Barat itu.

Pelindo II merevitalisasi Pelabuhan Teluk Bayur menjadi terminal peti kemas dengan total investasi sekitar Rp. 1,76 triliun selama periode 2011 – 2016.

Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino menuturkan saat ini investasi yang telah ditanam di terminal seluas 48.886 m2 itu mencapai Rp. 675 miliar.

“Investasi terbesar berada di pengembangan peti kemas dengan total Rp.250 miliar. Teluk Bayur pun berubah wajah dari dulu berpondasi kayu kini menjadi pelabuhan berpondasi beton. Bahkan, Pelabuhan Teluk Bayur telah menjadi terminal peti kemas pertama di Sumatra Barat.

Saat ini, pelabuhan itu memiliki 12 unit dermaga dengan total panjang 1.613 m. Selain itu, Teluk Bayur ini juga telah dilengkapi beberapa fasilitas penunjang, seperti gantry luffing crane, gantry jib crane, wheel loader, dan berbagai ekskavator lainnya.

Pelindo II bersyukur mampu menyelesaikan perbaikan pelabuhan sehingga mampu memenuhi permintaan pasar. Bahkan, pembenahan demi pembenahan dilakukan BUMN itu untuk menggenjot kinerja pelabuhan. “Investasi akan terus dilanjutkan hingga 2016 mendatang.

Perseroan menargetkan laba bersih Teluk Bayur harus tumbuh hampir 400% menjadi Rp. 150 miliar tahun ini. Lokasi pelabuhan sebagai salah satu dari sedikit pelabuhan yang ada di punggung barat Pulau Sumatra turut menjadikan pelabuhan tersebut sebagai aset yang potensial dalam mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sumber : Bisnis Indonesia