Home / Company / News

DEDICATED AREA DITARGETKAN TAHUN INI TERCAPAI

Wednesday, 29 May 2013
Share this news
Share Twitter    Share Facebook    Share LinkedIn

Penerapan sistem dedicated area yang diberlakukan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III ditargetkan tahun ini sudah berjalan seluruhnya. Sejak trial (uji coba) yahun 2012, di sejumlah terminal yang ada di Pelabuhan Tanjung Perak belum seluruhnya berjalan. Rencana awal, sistem ini ditargetkan mulai beroperasi penuh tahun 2014.

Salah satu contoh, di Terminal Jamrud masih ada bongkar muat petikemas. Padahal, sesuai sistem dedicated area terminal ini hanya diperuntukkan komoditi curah kering. Demikian juga dengan Terminal Nilam yang akan dijadikan terminal curah cair, masih menerima bongkar muat petikemas.

Seperti yang disampaikan Sekretaris Perusahaan Pelindo III Sumitro Agus Budiarto, dedicated area dijalankan untuk mengurangi penumpukan barang dan kapal di Pelabuhan Tanjung Perak. Pasalnya, kapasitas Pelabuhan Tanjung Perak saat ini sudah tidak mampu lagi menampung arus barang.

“Tahun lalu saja untuk petikemas telah mencapai 2,8 juta TEU’s. Sedangkan untuk curah kering mencapai 85,7 juta ton dan 6,19 juta meter kubik.

Kondisi tersebut , menurut dia, yang menyebabkan Pelindo III selaku Badan Usaha Pelabuhan     ( BUP) sibuk menata diri. Ini tidak lepas dari target yang ditetapkan perusahaan, dimana pertumbuhan petikemas diharapkan mencapai 3,3 juta TEU’s, arus barang 91 juta ton, s,6 juta meter kubik.

Dengan Sumitro menjelaskan, dengan cara dedicated area ini terminal- terminal di Tanjung Perak sudah bisa melakukan penataan dengan peningkatan produktivitas kerja. Langkah ini diharapkan bisa menghindari penumpukan kapal di setiap terminal.

Sementara, lanjut dia, Terminal Multipurpose Teluk Lamong baru beroperasi tahun 2014. Karena itu, kebutuhan memberlakukan dedicated area mutlak dilakukan mulai tahun ini. “ Bila harus menunggu Teluk Lamong beroperasi, arus barang akan semakin menumpuk dan kita tidak bisa bekerja”, ujarnya.

Sumitro menyebutkan, selain dedicated area, ada program lainnya yang harus dilakukan. Langkah kedua dengan pengadaan peralatan bongkar muat yang memadai. Pada triwulan pertama tahun ini Pelindo III telah membelanjakan peralatan bongkar muat senilai Rp 1,5 triliun. Sebelumnya Pelindo III sudah memasang Harbor Mobile Crane (HMC) yang sudah dibeli tahun lalu.

Saat ini empat dari total tujuh HMC sudah dioperasikan di terminal Jamrud Utara sejak awal semester kedua tahun lalu. Demikian juga dengan pengoperasian Terminal Operation System (TOS) yang akan diterapkan di Teluk Lamong.

“Tapi sebelum itu, kita akan mengirim tenaga kerja mengikuti short cruise (kursus singkat) di luar negeri. Ini untuk menunjang program kerja dengan sistem computerize (komputerisasi),” lanjut mantan General Manager Pelindo Cabang Gresik itu. Masalahnya seluruh peralatan dan sistem kinerja di Tanjung Perak sudah berbasis komputer.

Sumber : Bisnis Indonesia